![]() |
Marjono, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo. |
PONOROGO - gudang-warta.com - Keberadaan aliran sungai Sooko yang tercemar limbah kotoran Sapi perah dari Pudak mendapat perhatian penuh dari Marjono, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Marjono menjelaskan, bahwa sebenarnya segala upaya sudah dilakukan untuk mencegah adanya pembuangan limbah kotoran sapi perah Pudak ke sungai.
![]() |
Aliran sungai Sooko yang tercemar limbah kotoran Sapi perah dari Pudak. |
"Mulai dari pembuatan pupuk organik, hingga sosialisasi pembinaan sudah sering kita lakukan. Juga fasilitas biogas juga sudah cukup banyak," jelas Marjono, saat di konfirmasi Sabtu (17/5/2025).
Lebih lanjut, Marjono menyebut bahwasanya, keberadaan pembuangan kotoran sapi ke sungai ini sumbernya jelas. Jika di Stop, dilarang, masalah sudah selesai.
"Tapi kita juga butuh kebersamaan dan duduk bersama. Kita butuh pemahaman dan kerjasama," imbuhnya.
Marjono pun berharap, agar semua bisa bahu membahu, kerjasama serta bersinergi dalam menyelesaikan masalah limbah kotoran sapi ini.
"Semua pihak terkait maupun masyarakat umum harus kolaborasi kompak mengenai rumusan yang akan dibuat untuk solusi" Terangnya.
![]() |
Puji Penthul, Aktifis Lingkungan menunjukkan sisa kotoran sapi perah di Pudak yang hanyut terbawa arus aliran sungai Sooko. |
Disisi lain dirinya melihat atas mental dan perlunya kesadaran dari masyarakat untuk terus di tumbuhkan.
"Kita bahkan juga menggagas, terus mensosialisasikan, serta pengenalan cinta lingkungan sejak dini. Sehingga adanya limbah bisa tertanggulangi," ungkapnya.
Disinggung soal adanya sanksi tegas berupa Pidana maupun Denda bagi yang tetap melanggar, Marjono menjelaskan akan lebih bijak bila mengedepankan semangat kesadaran dan kebersamaan dengan lingkungan maupun pihak terkait.
"Kalau tetap tidak bisa diarahkan, saya sebenarnya punya gagasan khususnya kepada pihak yang mengambil hasil susu perah untuk tidak menggambil bila tetap buang kotoran ke sungai," tegasnya.
Sangat disayangkan, adanya potensi alami atas aliran sungai dengan potensi wisata maupun kehidupan lingkungan yang lebih terjaga akhirnya rusak oleh kepentingan pribadi dan dari sekelompok para peternak sapi atas pembuangan limbah ke sungai tersebut.
Sebelumnya, Aktifis Lingkungan, Puji Penthul, beberapa waktu lalu membawa sampel air sungai yang tercemar kotoran sapi perah di Sooko untuk di uji Lab. Hasil yang dirilis dengan Parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi, sungai Sooko tercemar dan berbahaya bagi keberlangsungan makhluk hidup maupun lingkungan.
(Eko/GW/Red)