![]() |
Nurwanto Modin, Ketua PSHW-TM Ranting Nguntoronadi, Cabang Magetan. |
Wartawan / Editor : Eko Setiyo Budi
MAGETAN - gudang-warta.com - Persaudaraan Setia Hati Winongo - Tunas Muda Pusat Madiun yang berada di Jalan Doho, Nomor 123, Kelurahan Winongo, Kota Madiun, banyak melahirkan generasi-generasi muda saudara seasuhan dari berbagai kalangan umat agama, tidak terkecuali juga mencetak Santri - Santriwati dengan ajaran-ajaran Makruf nya sebagai pedoman dan panutan dalam hidup bermasyarakat.
Nurwanto Modin, Ketua PSHW-TM Ranting Nguntoronadi, Cabang Magetan mengatakan, bahwa pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025 ini, sesuai ajaran yang diajarkan oleh pendiri Setia-Hati, Ki Ngabehi Surodiwiryo (Eyang Suro) dan H.R. Djimat Hendro Suwarno yang diteruskan oleh HR. Agus Wiyono Santoso, S.Sos, sebagai pengasuh Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda, Madiun, bahwa para Santri dan Santriwati PSHW-TM hendaknya mampu menjadi agen perubahan dan teladan dalam kebaikan di tengah masyarakat. Santri - Santriwati PSHW-TM harus menjadi contoh dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, toleransi dan persaudaraan.
“Menjadi santri tidak hanya belajar memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam perilaku sehari-hari,” Ujar Nurwanto Modin kepada media gudang-warta.com, Rabu (22/10/2025).
Lebih lanjut, Nur Modin (sapaan akrab) menuturkan bahwasanya, Hari Santri Nasional 2025 membawa pesan kuat bahwa perjuangan Santri belum berakhir. Dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” dan simbol Pita Cakrawala, peringatan tahun ini menjadi momentum untuk meneguhkan komitmen Santri terhadap kemerdekaan, moralitas, dan kemanusiaan.
“Tentunya, kita juga harus mengingat betapa besar peran para Santri dalam sejarah perjuangan bangsa ini. Mereka terlibat dalam berbagai peristiwa penting yang membentuk Kemerdekaan Indonesia. Semangat Jihad mereka dalam menjalankan ajaran agama dan berjuang untuk Kemerdekaan sangat patut kita teladani,” Ungkapnya.
Hari Santri adalah momentum yang tepat untuk merefleksikan peran para Santri dalam menjayakan Negeri ini. Oleh karena itu, semangat Jihad Santri perlu dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pemantik semangat untuk memerangi kebodohan, ketidakadilan, kemiskinan dan semua bentuk ketidaksetaraan.
“Mari bersama-sama kita bisa menjayakan Negeri ini dengan membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan. Bapak Pengasuh adalah guru dan panutan kita. Semua murid atau anak asuhnya wajib menjaga marwah dan kehormatanya. Untuk itu, kita harus menjaga diri kita dari perbuatan, perkataan dan tingkah laku sesuai ajaran yang diajarkan PSHW-TM tercinta kita. Selamat Hari Santri, Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” pungkasnya.
(Eko/GW/Red)